SEBAGAI negara yang memiliki beragam suku, Indonesia sejatinya punya kekayaan budaya yang luar biasa dan bisa menjadi sumber inspirasi. Sayangnya memang belum semuanya bisa diangkat ke permukaan.
Berangkat dari situ brand fesyen lokal, Katonvie kembali menyapa konsumen Indonesia dengan koleksi scarf yang dicetak dua sisi dengan teknologi duplex print yang merupakan teknologi printing pertama di Indonesia yang dapat menghasilkan printing di kedua sisi kain dengan warna-warna yang vibrant. Acara peluncuran yang berupa private viewing bersama KawanVie (sebutan pelanggan Katonvie) di The Veranda Lebak Bulus, pada 9 Desember lalu dihadiri sederetan artis Indonesia seperti Indi Barend, Yacko, Izabel Yahya dan lainnya.
Selain itu, dalam Katonvie ingin menyoroti pentingnya memiliki pilihan sebagai seorang perempuan serta pentingnya perempuan Indonesia untuk saling mendukung satu sama lain di kehidupan sehari-hari dalam menjalani berbagai pilihan tersebut.
“Saya bersyukur atas peluncuran brand scarf pertama kami. Melalui Katonvie, kami berusaha menerjemahkan kumpulan kisah yang luar biasa ke dalam scarf. Tidak jarang kita hanya terpaku pada keakuan diri dalam sebuah kisah kehidupan, namun pada dasarnya akan selalu ada dua sisi dari setiap kisah. Saya berharap kumpulan kisah yang tertuang dalam Katonvie dapat menggambarkan keanekaragaman dan merayakan pilihan-pilihan yang tersedia dalam kehidupan,” ujar Owner Katonvie, Anthony Lim.
Katonvie, kata dia terinspirasi dari dinamika keluarga. Benang merah kekeluargaan dan nilai kesetaraan gender ini pun diharapkan dapat mendukung Katonvie untuk menjadi lebih relevan kepada masyarakat Indonesia terlepas dari latar belakangnya.
Sebagai sebuah brand fesyen lokal, Katonvie memiliki visi besar untuk membantu menyuarakan kisah terbaik dari berbagai individu yang menginspirasi khususnya para perempuan Indonesia, kepada masyarakat luas dengan harapan dapat memperdalam pemahaman antarmanusia dan mengadvokasi pola hidup yang lebih damai. Katonvie juga beraspirasi untuk menjadi ruang aman untuk berekspresi bagi mereka yang selama ini merasa sulit untuk menyuarakan ceritanya dalam kehidupan sehari-hari.
Persona yang ingin dibangun Katonvie berlandaskan pada tiga pilar utama, yaitu empowering, sisterhood, dan one of a kind. Ke depan, melalui ketiga pilar tersebut audiens dapat merasakan bahwa Kantovie sepenuhnya paham akan pentingnya memiliki pilihan dalam kehidupan sehari-hari; Katonvie dapat dianggap sebagai saudara perempuan yang dapat dipercaya dan diandalkan bagi para audiens.
Dalam peluncuran brand sekaligus koleksi pertamanya, Katonvie berkolaborasi dengan kurator serta seniman lokal yang sangat berbakat, yaitu Ika Vantiani dan Diva Meshia Arif. Ika Vantiani adalah seorang seniman, kurator, dan perajin Indonesia. Karya-karyanya mengeksplorasi gagasan menjadi seorang perempuan di masyarakat saat ini dengan jalinan antara media dan pola konsumsi.
Ika menggunakan disiplin kolase dan mengembangkannya menjadi workshop, instalasi, dan seni jalanan. Berikut adalah berbagai proyek seni dimana Ika Vantiani pernah terlibat di dalamnya baik sebagai seniman atau kurator: WANITA: Artivisme Perempuan Jakarta! (2015), IKAT/eCut fringe events (2017), Art Jog (2018), The Creative Freedom Festival (2018-2019), Biennale Jogja (2019), Humanityouth Festival (2020) dan masih banyak lagi.
Sedangkan Diva Meshia Arif merupakan seniman berbasis di Jakarta. Ia bekerja sebagai ilustrator lepas dan direktur kreatif, spesialisasi ilustrasi botani dan semi-realistis. Diva kebanyakan menggunakan pensil, cat air, tinta dan spidol dalam karyanya, terutama saat meniru pola dan warna rumit yang ditemukan di alam. Karya-karyanya telah dipamerkan di New York, Kota Ho Chi Minh dan Singapura. Ia juga merupakan anggota aktif IDSBA (Masyarakat Seniman Botani Indonesia).
Koleksi pertama Kantovie diawali dengan koleksi bertajuk DUA SUA. DUA SUA dipilih sebagai nama karena koleksi ini berangkat dari kata Dua dan Sua dalam Bahasa Indonesia yang selain untuk mendeskripsikan produk scarf dengan dua sisi yang berbeda juga mengangkat tentang banyak sisi sosok perempuan itu sendiri. Sisi-sisi tersebut bertemu dan berdampingan menyatu dengan selaras walaupun seringkali berlawanan.
Beberapa hal dalam kehidupan seorang perempuan yang acap kali dipertanyakan dan digunakan untuk menilai, memvalidasi ataupun menolak pilihan-pilihan yang diambil oleh perempuan dalam hidup mereka jika tidak mengikuti norma masyarakat yang dianggap umum yakni status, profesi, peran, pekernaan, dan ibu.
Untuk mempermudah akses bagi konsumen, Katonvie kini telah hadir secara offline maupun online. Terdapat booth Katonvie lengkap dengan produk-produknya di Ashta District Jakarta Selatan sampai dengan tanggal 9 Januari 2022. Konsumen dapat merasakan langsung kisah terbaik Kantovie dan Jika belum sempat mengunjungi booth Katonvie, konsumen dapat mengakses toko online Katonvie di shopee maupun instagram.